Cermin selalu memantulkan bayangan diri, dan pertanyaan demi pertanyaan itu selalu menggeliat dan kembali berayun dalam benak.

Sudah pantaskah?
Seperti inikah seharusnya?
Kuat dan tetap teguhkah dengan jalan yang diambil?
Siapkah dengan jutaan tawa dan pikiran2 yang terlintas?
Dengan sorot mata yang memancarkan jutaan keheranan.
Apakah tak salah?

Dan dengan sepenuh hati, aku harus siap dengan apa yang telah aku pilih. Mungkin ini akan sedikit berbeda, tapi aku yakin Allah tak membedakanku.

Semuanya perlu proses dan waktu. Aku merasakan bagaimana setiap proses itu. Naik turunnya, bahkan tak sedikit waktu aku habiskan dengan mengingkari apa yang telah aku sepakati dengan hati.
Kesepakatan yang bukan karena siapapun, dan untuk siapapun. Kesepakatan yang aku buat sebagai cara untuk mencoba agar lebih dekat dengan Sang Pencipta, kesepakatan bahwa aku ingin lebih baik dari kemarin.

Sempurna itu memang sulit, dan akupun tak tahu seperti apakah sesuatu yang dinyatakan dengan label sempurna itu.
Bukan kata sempurna itu yang ingin didapat, tapi berproses untuk menjadi lebih baiklah yang ku tuju.

Terima kasih untuk setiap insan yang selalu menegurku saat salah, tak ada yang dapat ku katakan selain itu.
Kalian, bagian dalam perjalanan hidupku.


Aku, kamu, kita semoga tetap istiqomah... 😊

Komentar

Postingan Populer