Benci dan harapan

Kini, sebuah tanda tanya besar menggangu setiap detik dalam hidup.
Aku,
aku merasakan sebuah kegelisahan yang tak bermuara.
Sebuah rasa yang dengan sendirinya datang tanpa salam.

Dia, sebuah kata yang kata orang memberikan jutaan warna.
Dia, yang kata orang memberikan miliaran tawa dan bahagia.
Dia, yang mampu menutup luka yang menganga.

Aku, tak merasakan satupun yang mereka katakan.
Ada yang berbeda.

Luka itu, tetap sama dan bahkan lebih parah.
Dia yang seperti apa yang mampu menyembuhkan luka itu?

Sebuah luka yang teramat dalam.
Bagai kaca utuh yang dipecahkan, lantas setiap orang datang menghampiri untuk memperbaiki.
Namun, sesuatu yang rusak tetaplah rusak bukan?

Benci, yah aku memang terlampau benci.
Tapi suatu saat, aku berharap dia yang bernama cinta itu mampu menghilangkan seluruh kebencian yang mengalir dalam hidup.
Sebuah kebencian yang tak patut ada, apapun sebabnya.

Dan suatu hari, aku berharap mampu dengan ikhlas memaafkan segalanya.

Komentar

Postingan Populer