“Twenty
years old”
(by :
Neng Rohiyah)
“Happy birthday amel,,,,”. Ucapan
ulang tahun yang ditunjukkan untukku dari semua teman-temanku malam itu, tepat
pukul 12.00 malam ketika aku dan teman-teman satu gengku masih berkumpul di
base camp kami.
Tepat malam itu, aku genap
berusia 20 tahun. Kami berpesta dan larut dalam kegembiraan tiada tara.
Terutama aku, aku yang merasa malam itu adalah malam yang sangat menyenangkan.
Karena bisa berkumpul dan merayakan hari ulang tahunku bersama teman-teman ku.
Walaupun memang setiap malam kita selalu berkumpul bersama.
Aku pulang ke rumah tepat pukul 4
pagi, setelah semuanya merasa lelah berpesta. Terkadang, setiap hari ulang
tahun ku. Aku selalu merindukan saat dimana aku merayakan ulang tahunku bersama
kedua orang tuaku. Ahhh, itu hanya kenangan masa laluku. Dan itu terjadi karena
perpisahan kedua orang tuaku 8 tahun yang lalu. Dan sejak saat itu pula aku
membenci mereka, dan aku mencari pelarian dengan teman-temanku hingga dapat
dipastikan aku selalu pulang malam hari.
Ibu ku?? Apakah ia tidak mencari
ku? Atau tidak memikirkan ku? Mungkin kalian berpikir seperti itu.
Tentu saja, ia selalu memikirkan
keadaanku yang semakin hari mungkin semakin menjadi-jadi. Tapi aku tak peduli.
Karena aku seperti ini pun karena ibuku terutama ayah ku. Yang sekarang aku pun
tak tahu keberadaan ayah ku. Ahh mungkin ia sudah menikah lagi.
~
hati, hati.. ucapku pada temanku
yang mengantarkan ku pulang kerumah.
Aku langsung masuk kerumah,
ternyata pintu tidak dikunci. semakin aku masuk kedalam, terdengar suara yang
semakin jelas.
Tak ku hiraukan suara-suara itu.
Dipikiranku, aku ingin langsung ke kamar dan tidur. Kepala ku pusing bukan
main. Mungkin ini akibat pesta yang baru saja aku dan teman-temanku adakan.
Sebelum naik ke lantai atas, aku
terdiam. Di sana di atas kursi itu. Seorang wanita yang sudah tak muda lagi
tapi tetap terliht cantik dan ayu sedang terlelap tidur dengan posisi duduk.
Aku terpaku, karena tepat diatas
meja terdapat kue ulang tahun yang bertuliskan “happy birtday amelia anakku”...
dan dihiasi dengan lilin berangkan 20.
Tak hanya itu, disebelah kue
terdapat kotak yang telah dibungkus rapi dengan kertas kado yang bertuliskan
“untuk anakku, amelia”...
Aku tak bisa bergerak, aku
terpaku. Dia ibu ku, menunggu ku entah dari jam berapa hingga ia tertidur hanya
untuk memberikan kejutan kecil di hari ulang tahunku.
Lalu, suara yang dari tadi ku
dengar dari luar ternyata itu berasal dari televisi yang masih menyala menemani
ibuku yang terlelap tidur.
“dia adalah penulis yang sukses
walaupun usianya baru 18 tahun. Tidak hanya itu, ia juga mengidap kanker darah
(leukimia) stadium 3. Walaupun ia mengidap penyakit yang mematikan, tapi ia
tidak menyerah dan putus asa. Ia selalu membuat karya-karya yang menakjubkan
dan bahkan buku-bukunya pun sering best
seller. “
Ucapan pembawa acara disalah satu
stasiun televisi yang acaranya sering diputar ulang saat menjelang subuh itu
mampu membuatku berpaling dan sekarang menatap televisi, dan dari sana tampak
remaja berusia 18 tahun itu yang bernama sarah. Ia tak tampak seperti sakit, ia
ceria, tersenyum, dan terlihat sangat bahagia.
Lalu, sang pembawa acara itu
bertanya lagi. “apa yang membuat sarah begitu ceria, padahal kondisi sarah
tidak baik.”
Sarah menjawab pertnyaan pembawa
acara itu, “aku memang sakit dan punya masalah, tapi apakah aku harus terlihat
sedih? Aku gak akan tahu aku akan meniggal kapan. Maka dari itu aku harus bisa
membuat orang-orang disekitarku bahagia karena aku, bukan malah sedih karena
kondisiku. Aku ingin memanfaatkan setaip detik yang aku punya dengan melakukan
hal-hal positif. Karena waktu adalah hal yang sngar berharga, dan waktu yang
telah terlewat tidak akan pernah kembali lagi.”
Ucapan sarah membuatku sadar, aku
yang selama ini menyia-nyiakan waktu yang ku punya, menyia-nyiakan orang-orang
yang sayang padaku. Terutama ibu ku.
Dia, sarah yang masih berusia 18
tahun dan juga mengidap kanker darah sudah memiliki karya-karya besar.
Sedangkan aku yang hari ini, tepat berusia 20 tahun, belum mampu menghasilkan
apapun, aku hanya melewatkan waktu yang
ku punya hanya dengan bermain-main saja dan mengecewakan ibu ku.
Maafkan aku Tuhan. maafkan aku
ibu, aku telah membuang waktuku selama ini. AKU BERJANJI AKU AKAN BERUBAH.
~~~TAMAT~~~
Komentar
Posting Komentar