Coretan Pena~melupakan (part 1)

Lupa
Kata itu amat sering diucapkan karna terlalu mudahnya. 
Lantas... Jika terlalu mudah,  kenapa melupakan tentang mu begitu sulit? 

Jangan kamu katakan aku tak berusaha. 
Sejak awal kata perpisahan itu kamu ucapkan dan aku iyakan,  aku bertekad untuk segera melupakanmu secepatnya. 

Tapi,  apa daya. 
Lagi-lagi aku tak berdaya untuk berdamai dengan hati ini. 

Kamu hebat,  teramat hebat. 
Menciptakan kenangan indah lantas pergi dengan alasan karna kamu tidak mau memperjuangkanku pada saat itu. 
Sakit?  
Tentu saja. 

Puluhan purnama aku lewati dengan hati yang semakin kuat. 
Ku sibukkan dengan segala kegiatan untuk menghilangkan segala bayang dan perasaan itu. 
Berhasil? 
Tentu saja. 
Lihatlah,  aku sekarang lebih baik dan do'aku pada Tuhan adalah aku tak ingin bertemu dengan mu lagi. 

Kenapa? 
Karna seperti kaca pecah,  sehebat apapun aku mencoba menyatukan kepingan kaca tersebut,  tetap saja ia tak akan utuh dan sempurna seperti semula. 

Tapi nyatanya,  Tuhan berkata lain. 
Kita kembali bertemu,  pada waktu kebahagiaan sahabatku dan ternyata juga sahabatmu. 

Ingin rasanya aku pergi dan menghilang saat itu. 
Menatapmu saja aku tak mau. Bukan tau mau, tepatmya aku tak mampu. 

Tapi apa yang kamu lakukan? 
Kamu menghampiriku,  tersenyum,  dan menanyakan kabar. 
Lantas,  kamu berkata "aku akan memperjuangkan perasaan ku diwaktu yang tepat,  kamu mau membantuku?"

Diam,  hening. 
Aku tak mengerti apa yang kamu mau. 
Lantas kamu melanjutkan perkataan mu "sore ini,  aku akan ke rumah mu.  Berbicara kepada orang tuamu bersama orang tuaku.  Kamu bersedia membantuku? "

Tuhan... 
Kenapa? 
Aku hanya menjawab "antara kita telah selesai"

Tapi kamu kembali berucap "dulu memang selesai,  karna aku belum mampu memperjuangkan perasaan ku untuk meminangmu.  Tapi percayalah,  aku tetap berdoa agar Tuhan tetap menjaga mu untuk ku sampai waktunya tepat,  tanpa ikatan yang pernah kita lakukan yang ternyata itu adalah buaian syetan"

Tuhan... 
Ini jawaban atas usaha dan do'aku selama ini? 

Kamu kembali mengatakan "kamu bersedia? Apapun jawabannya,  aku akan tetap ke rumah mu sore ini.  Semoga kamu disana, karna aku juga rindu teh buatanmu"

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer