jejak kata~tak sama


Tak sama, 
Kali ini aku akan bercerita sedikit saja tentang pilu yang dirasakan oleh seseorang. 
Seseorang yang memiliki hati teramat hebat. 
Tidak,  
Dia tidak hebat,  nyatanya dia sangat lemah. 
Dia pintar,  ya pintar sekali untuk berkata tidak apa-apa. 
Pintar sekali untuk menutup semua rasa sedih,  hancur,  dan semua kepahitan hidupnya. 
Dia teramat pintar menutup semua luka hatinya dengan kegembiraan dan kebahagiaan yang ia pancarkan setiap hari kepada semua orang. 

Dia sangat pintar bukan? 

Tapi satu hari aku bertemu dengannya.  
Kami duduk bersama,  menikmati pemandangan indah kota kami dari ketinggian. 
Sebuah tempat yang hanya aku dan dia yang tahu. 
Kelak,  tempat ini akan sangat fenomenal di kota kami bahkan terkenal hingga luar kota. 

Sore itu,  tak ada percakapan meskipun sudah satu jam bersamanya. 
Bola matanya mengartikan semua yang terjadi. 
Kali ini,  aku melihat jelas gurat kesedihan yang begitu dalam. 

Tuhan,  kenapa hati selembut dia harus merasakan rasa sakit seperti ini? 

Tak ada cerita terucap,  air mata yang terus membasahi pipinya jelas menandakan semesta sedang tak berpihak baik padanya.

Waktu berlalu,  
Purnama silih berganti, 
Aku tak lagi melihat guratan kesedihan yang hanya aku yang tahu. 
Dia sungguh benar-benar bahagia. 

Nyatanya Tuhan begitu adil. 
Pertanyaan kenapa dulu yang ku utarakan pada sang Pemilik Langit,  terjawab sudah. 
Dan nyatanya,  Tuhan tak akan pernah menguji hamba-Nya diluar batas kemampuan hamba-Nya. 

Lantas,  jika dia pun mampu bersabar atas segala ujian kehidupan,  kenapa aku dan kamu tidak bisa? 

Bukankah manusia hanya perlu bersabar dan terus berusaha? 
Tidak mudah memang,  namun hidup tidak akan pernah baik-baik saja. 

Jika Tuhan tak menguji hamba-Nya,  untuk apa Tuhan menciptakan neraka dan surga? 
Bukankah akan ada balasan dari setiap upaya manusia dalam menghadapi ujian kehidupannya? 

Karna balasan atas kehidupan manusia sejatinya hanya tentang surga dan neraka~

Komentar

Postingan Populer